TUGAS MATA KULIAH
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Millennium Development Goals (MDGs)
1.
Nia Karmilawati
2.
Nur Khairiyah
3.
Nurul Widya Islamiah I
Prodi/Kelas : D-III Gizi / 1B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3
Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 24 Oktober 2016
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 24 Oktober 2016
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Indonesia
telah berhasil mengurangi kemiskinan ekstrem posisi awal tahun 1990 20,6 persen
telah bergeser 7,5 persen pada tahun 2010. Indonesia bertekad dapat mencapai
MDGs pada 2015. Beberapa target dari tujuan MDGs yang perlu kerja keras antara
lain; menuntaskan kemiskinan nasional, memberikan ruang kepada pekerja
perempuan untuk lebih berkontribusi, Penyediaan air minum perpipaan untuk
perkotaan dan perdesaan, menuntaskan kekurangan gizi pada anak. Untuk hal
semuanya perlu Inovasi pelaksanaan MDGs dengan membuka kesempatan kepada pihak
terkait seperti kepala daerah, lembaga-lembaga masyarakat untuk partisipasi
dalam mewujudkan target dari tujuan MDGs.
Pada
zaman modern ini, masyarakat lebih memperhatikan dirinya sendiri dan
Kepentingan kelompoknya. Seperti ketika dihadapkan pada pertanyaan, “apa yang
anda Inginkan di masa depan?”, setiap orang akan menjawab kekayaan atau
keluarga yang bahagia. Dan jarang sada yang menjawab ingin membahagiakan orang
lain, membantu yang miskin.melalui fakta yang ada, masih banyak terdapat rakyat
miskin di suatu negara dan mereka kurang mendapat perhatian. Mereka masih hidup
dalam lingkungan yang buruk,kurang bersih, tidak mendapatkan hidup yang layak,
gizi yang buruk, dan mudah sekali terjangkit
penyakit menularberbahaya.oleh karena itu, pbb membuat program
millennium development goals yangbertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan
yang ada. Dan juga penyetaraan penyediaan obat,pelayanan kesehatan, dan memperoleh
sumber daya alam dengan cukup.
b. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian MDGs?
2.
Apa tujuan MDGs?
3.
Bagaimana MDGs di Indonesia?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
MDGs
Millennium
Development Goals (MDGs) atau
dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium”,
adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan Konferensi
Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) di New York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan
tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program
pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan
isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan
kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.
2. Tujuan
MDGs
Deklarasi
ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan
global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:
a. Menanggulangi Kemiskinan Dan
Kelaparan
- Pendapatan
populasi dunia sehari $10000.
- Menurunkan
angka kemiskinan.
Indonesia
telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh indikator
USD 1,00 per kapita per-hari, menjadi setengahnya. Kemajuan juga telah dicapai
dalam upaya untuk lebih menurunkan lagi tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur
oleh garis kemiskinan nasional dan dari tingkat saat ini sebesar 13,33 persen
(2010) menuju targetnya 8 – 10 persen pada tahun 2014. Prevalensi kekurangan
gizi pada balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4
persen pada tahun 2007, sehingga Indonesia diperkirakan dapat mencapai target
MDGs sebesar 15,5 persen pada tahun 2015.
b. Mencapai Pendidikan Dasar Untuk
Semua
- Setiap
penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
Upaya
Indonesia untuk mencapai target MDGs tentang pendidikan dasar dan melek huruf
sudah menuju pada pencapaian target 2015 (on-track). Bahkan Indonesia
menetapkan pendidikan dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah
menengah pertama sebagai sasaran pendidikan dasar universal. Pada tahun 2008/2009
angka partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk paket A telah mencapai 116,77
persen dan angka partisipasi murni (APM) sekitar 95,23 persen. Padatingkat
sekolah dasar (SD/MI) acara umum disparitas partisipasi pendidikan
antarprovinsi semakin menyempit dengan APM di hampir semua provinsi telah
mencapai lebih dari 90,0 persen.
c. Mendorong Kesetaraan Gender Dan
Pemberdayaan Perempuan
- Target
2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam
pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua
tingkatan pada tahun 2015.
Usaha
untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan telah
dicapai dan hasilnya telah meningkatnya kesetaraan gender disemua jenjang dan
jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap
laki-laki disekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut-turut sebesar
99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio melekm huruf perempuan terhadap
laki-laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun telah mencapai 98,85.
d. Menurunkan Angka Kematian Anak
- Target
untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia
di bawah 5 tahun.
Menurunkan
angka kematian anak telah menunjukkan angka yang signifikan dari 68 pada tahun
1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target
sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 doperkirakan dapat
tercapai. Target kematian anak diperkirakan akan dapat tercapai.
e. Meningkatkan Kesehatan Ibu
- Target
untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses
melahirkan.
Di
Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/maternal Mortality Rate) menurun
dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga
diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Upaya menurunkan angka
kematian ibu didukung pula dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan
menurunkan unmet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan
kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
f. Memerangi HIV/AIDS, Malaria,
Dan Penyakit Menular Lainnya
- Target
untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat
lainnya.
Tingkat
prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Indonesia, terutama pada kelompok
risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus
HIV/AIDS yang dilaporkan di Indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun
2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per-1000 penduduk manurun dari 4,8 pada
tahun 1990 menjadi 1,85 pada tahun 2009. Sementara itu, pengendalian penyakit
Tuberkulosis yang meliputi penemuan kasus dan pengobatan telah mencapai target.
g. Memastikan kelestarian
lingkungan hidup
- Mengintegrasikan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap
negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
- Pada
tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang
tidak memiliki akses air minum yang sehat.
- Pada
tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang
signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di
daerah kumuh.
h. Mengembangkan Kemitraan Global
Untuk Pembangunan
- Mengembangkan
lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan
aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen
terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat
kemiskinan secara nasional dan internasional.
- Membantu
kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan
khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk
pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan
hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang
bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang
berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
- Secara
komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara
berkembang.
- Menghadapi
secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui
pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat
ditanggung dalam jangka panjang.
- Mengembangkan
usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
- Dalam
kerja sama dengan pihak “pharmaceutical”, menyediakan akses obat penting
yang terjangkau dalam negara berkembang
- Dalam
kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari
teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Deklarasi MDGs
merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara
berkembang dan maju. Negara-negara berkembang berkewajiban untuk
melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia dimana kegiatan MDGs di
Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan
negara-negara maju berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya
keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs.
3. MDGs Bagi
Pembangunan di Indonesia
Sebagai
salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi MDGs, Indonesia mempunyai
komitmen untuk melaksanakannya serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan
program pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada
hakikatnya setiap tujuan dan target MDGs telah sejalan dengan program
pemerintah jauh sebelum MDGs menjadi agenda pembangunan global dideklarasikan.
Potret dari kemakmuran rakyat diukur melalui berbagai indikator seperti
bertambah tingginya tingkat pendapatan penduduk dari waktu ke waktu, kualitas
pendidikan dan derajat kesehatan yang membaik, bertambah banyaknya penduduk
yang menempati rumah layak huni, lingkungan permukiman yang nyaman bebas dari
gangguan alam dan aman. Penduduk mempunyai kesempatan untuk mengakses sumber
daya yang tersedia, lapangan kerja yang terbuka untuk semua penduduk, serta
terbebas dari kemiskinan dan kelaparan.
Pemerintah
Indonesia mengklaim delapan target MDGs hampir semuanya tercapai. Itu tertera
dalam laporan Bappenas 2010. Di antaranya pemerintah mengklaim berhasil
menurunkan angka kemiskinan penduduk yang berpendapatan 1 dolar per hari
(standar Bank Dunia), dari 20,6 persen tahun 1990 menjadi 5,8 persen tahun
2008. Namun, klaim keberhasilan itu dibantah oleh sejumlah organisasi massa
yang berhimpun dalam Indonesian Peoples Alliance (IPA) atau Aliansi Rakyat
Indonesia. IPA menilai, pencapaian MDGs gagal. Ini seiring meningkatnya
kemiskinan, tidak adanya akses masyarakat terhadap kesehatan, pendidikan dasar,
ketahanan pangan, dan kerusakan lingkungan serta konflik agraria. Namun, gagal
atau tidaknya kembali lagi kepada masyarakat Indonesia sendiri bagaimana menanggapinya.
4. Parameter MDGs di Indonesia
Tujuan Millennium Development Goals pada tahun 2015 adalah menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan dengan indikator menurunnya prevalensi dalam bentuk stunting.
Stunting akanmeningkatkan
angka kematian dan peningkatan angka kesakitan (Depkes RI, 2007)
Di
Indonesia 23 juta balita sekitar 7,6 juta anak balita tergolong stunting (35,6%) terdiri dari 18,5% balita sangat pendek dan
17,1% balita pendek. Prevalensi balita stunting di Provinsi Bengkulu masih tinggiterutama di Kabupaten Rejang Lebong memiliki angka stunting tinggi sebesar 38,5%.(Rikesdas,
2007).Angka prevalensi ini diatas ambang batas yang disepakati
secara universal, batas non
public health problemyang ditolerir oleh badan kesehatan dunia
(WHO) hanya20% atau seperlima dari jumlah total balita di suatu negara(Depkes
RI, 2010).
a. Pengertian Stunting
Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek
atau sangat pendek.. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi
dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa janin hingga 2 tahun pertama
kehidupan seorang anak(Black et al., 2008).Anak dengan stunting memiliki IQ 5-10 poin lebih rendah
dibanding dengan anak yang normal(Grantham-McGregor et al., 2007).
Seorang anak dikatagorikan sangat pendek jika
panjang badan menurut umur atau tinggi badan menurut umur <-3 SD, dan
dikatakan pendek jika berada antara-3SD sampai dengan < -2 SD. Prevalensi stunting meningkat
dengan bertambahnya usia, peningkatan terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan(Cogill, 2003).
b. Faktor Penyebab Stunting
Stunting disebabkan oleh banyak faktor baik secarafaktor langsung dan tak langsung. Faktor langsung ditentukan oleh
asupan makanan, berat badan lahir dan penyakit. Sedangkan faktor tak langsung
seperti faktor ekonomi, budaya, pendidikan dan pekerjaan,fasilitas pelayanan
kesehatan. Faktor sosial ekonomisaling
berinteraksi satu dengan yang lainnya seperti masukan zat gizi, berat badan
lahir dan penyakitInfeksi pada anak (Frongillo et al., 1997).Anak-anak yangmengalami stunting disebabkan kurangnya asupan
makanan dan penyakit yang berulang terutama penyakitinfeksi yang dapat meningkatkan kebutuhan metabolik
serta mengurangi nafsu makan sehingga
berdampak terjadi ketidaknormalan dalam bentuk tubuh pendek meskipun faktor gen
dalam sel menunjukkan potensi untuk tumbuh normal (Dekker et al., 2010)
c. Dampak stunting pada balita
Anak-anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami
stunting lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunting yang parah pada anak-anak akan terjadi defisit
jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak
mampu untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak- anak dengan
tinggi badan normal(Frongillo et al., 1997).
Stunting pada balita merupakan faktor
risiko meningkatnya angka kematian, menurunkan kemampuan
kognitif dan perkembangan motorik rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak
seimbang (Allen and Gillespie, 2001).penelitian Adair and Guilkey (1997)menyatakanstunting pada usia 2 tahun memiliki
hubungan yang signifikan dengan rendahnya kecerdasan kognitif.Penelitian lain
menunjukkan stuntingpada balita
berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bahasa dan motorik halus
sedangkan stunting yang terjadi pada usia 36 bulan
pertama biasanya disertai dengan efek jangka panjang(Branca and Ferrari, 2002).
Selain
dampak kognitif yang berkurang,anak stunting juga memiliki risiko tinggi untuk
menderita penyakit kronik, seperti obesitas dan mengalami gangguan intolerans
glukosa.Sebuah penelitian
menunjukkan stunting berhubungan dengan oksidasi lemak dan penyimpanan lemak tubuh. Stunting dapat meningkatkan risiko
kejadian hipertensi (Branca and
Ferrari, 2002
5. Upaya
Pencapaian MDGs di Indonesia
a.
Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Dalam
upaya kesehatan program yang diperlukan adalah program kesehatan yang
lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan
kesehatan (Health Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan
yang diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus memenuhi program upaya
kesehatan. Model ini menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
·
Mempersiapkan
bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang.
·
Meningkatkan
produktivitas sumber daya manusia yang ada.
·
Melindungi
masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif
dengan pendekatan pro-aktif.
·
Memberi
pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
·
Promosi
kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh
(peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan
terhadap penyakit.
·
Pencegahan
penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi
masyarakat dari pencemaran.
·
Pencegahan,
pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan
masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
·
Penggerakan
peran serta masyarakat.
·
Penciptaan
lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.
·
Pendekatan
multi sektor dan inter disipliner.
·
Pengembangan
kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat
luas (tidak merokok di tempat umum).
·
Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
Upaya
kesehatan seperti tersebut di atas tidak lain merupakan bentuk-bentuk pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada upaya pencegahan yang sesuai dengan konsep
paradigma baru.
Perubahan
paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-preventif
dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik
balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti program
kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar
penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan di masa datang harus mampu menciptakan
dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat produktif sehingga obsesi upaya
kesehatan harus dapat mengantarkan setiap penduduk memiliki status kesehatan
yang cukup.
b.
Upaya Tenaga Kesehatan
Peranan
dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan
penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Sebaliknya tenaga kesehatan yang
menekankan masalah preventif dan promotif adalah sarjana kesehatan masyarakat
yang juga sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang
sehat memerlukan pendekatan holistik yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan
terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual. Tenaga kesehatan
harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan
kerja sama lintas sektoral, mampu mengelola sistem pelayanan kesehatan yang
efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan
hidup sehat. Dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang sangat penting
adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan
bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana
yang ada pada mereka.
c.
Program 1000 Hari Pertama Kehidupan
Guna
meningkatkan kesehatan anak dan mengurangi angka kejadian gizi buruk di
Indonesia, saat ini sedang berlangsung program Duta 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK). Program ini berjalan atas kerjasama Kementerian Kesehatan, Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Sari Husada, serta
beberapa organisasi profesi terkait. Program tersebut menargetkan untuk dapat
mencetak 430 Duta HPK bersertifikat, yang kelak dapat mendidik para ibu di
seluruh Indonesia.
1000
Hari Pertama Kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan hingga seorang
anak berusia dua tahun. 1000
Hari Pertama Kehidupan juga disebut PERIODE EMAS, karena pada periode ini
terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat , yang mendukung seluruh proses
pertumbuhan anak dengan sempurna. Kurang
gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan – yaitu masa sejak anak dalam kandungan
sampai seorang anak berusia 2 tahun, tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan
selanjutnya
Program
1000 HPK ini mengedukasi mengenai pentingnya gizi bagi bayi sejak masa konsepsi
dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) untuk bayi berusia 0 hingga dua tahun.
Standar PMBA adalah inisiasi menyusui dini segera setelah lahir, ASI eksklusif
0-6 bulan, pemberian MPASI berbasis pangan lokal mulai usia enam bulan, dan
tetap meneruskan pemberian ASI hingga bayi berusia dua tahun. Standar ini sudah
dibuktikan oleh berbagai penelitian sebagai standar terbaik untuk kesehatan
bayi. Edukasi tersebut diharapkan dapat menekan angka gizi buruk yang masih
tergolong tinggi di Indonesia.
Sebagai masa emas bagi anak,
tentunya anak harus mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung
periode masa kembangnya ini. Jika gizi
anak tidak tercukupi, maka akan banyak permasalahan yang timbul, contohnya
sebagai berikut :
·
Pertumbuhan
otak terhambat, anak tidak cerdas
·
Pertumbuhan
jasmani dan perkembangan kemampuan anak terhambat, dan anak menjadi pendek
(stunting)
·
Anak menjadi lemah dan mudah sakit
·
Anak
akan sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah nantinya
·
Setelah
dewasa akan sulit mendapatkan pekerjaan atau melakukan pekerjaan dengan
penghasilan yang baik seperti yang diinginkannya.
Agar gizi
anak tercukupi secara sempurna di Periode emasnya ini, maka harus diperhatikan
apasaja yang harus dilakukan orang tua, sebagai berikut :
·
Makan
lebih banyak (dua porsi) dan beraneka ragam lauk pauk, sayur dan buah, agar
kebutuhan gizi janin terpenuhi dengan cukup sejak awal dan selama masa
kehamilan, dan minum tablet tambah darah 1 butir sehari, berarti total minimal
90 butir selama masa kehamilan
·
Jangan
merokok, jangan minum minuman bersoda, beralkohol, jangan makan mie instan
sebagai makanan pokok, hindari makanan berpengawet, dan jangan minum obat tanpa
resep dokter
·
Ikuti
kelas ibu hamil, dan lakukan perawatan payudara untuk menjamin keberhasilan
pemberian ASI, tanyakan Bidan bagaimana cara perawatannya, (tanpa melakukan hal
ini keberhasilan pemberian ASI dapat terhambat)
·
Lakukan
kunjungan pemeriksaan kehamilan ke Bidan, minimal 4 kali selama masa kehamilan
untuk memantau pertumbuhan janin
·
Rencanakan
di mana tempat persalinan dan siapa Bidan yang akan menolong persalinan
·
Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) langsung
setelah bayi lahir, agar bayi mendapatkan kolostrum dalam kehangatan dekapan
ibu, dan inisiasi ini sangat mendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
·
Berikan
ASI secara EKSKLUSIF mulai bayi usia 0 – 6 bulan. Hanya ASI saja, tanpa
tambahan apapun, air juga tidak. Ingat lambung bayi baru lahir sangat kecil,
dan semua kebutuhan gizinya sampai dengan usia 0-6 bulan sudah terpenuhi dengan
sempurna hanya dengan ASI saja
·
Setelah
usia 6 bulan sampai usia 2 tahun, teruskan pemberian ASI dengan makanan
tambahan pendamping ASI (MP ASI). (Lihat Buku KIA)
·
Menimbang
bayi tiap bulan di Posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya.
·
Berikan
kapsul vitamin A dan imunisasi lengkap sesuai jadwal
·
Cuci
tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum memberi ASI, sebelum menyiapkan
dan memberi MP ASI, sesudah membersihkan tinja anak, sebelum makan dan sesudah
BAB. Semuanya ini agar baik bayi maupun ibu tidak jatuh sakit di periode emas
ini.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Millenium
Development Goals disingkat
MDGs merupakan sebuah cita-cita pembangunan global yang menitikberatkan
pembangunan pada pembangunan manusia (human development). Delapan tujuan
yang termaktub di dalam MDGs merupakan tujuan yang terukur dan saling memiliki
keterkaitan satu sama lain yang akan dicapai pada tahun 2015. Diantara delapan
tujuan tersebut terdapat tujuan untuk menurunkan setengahnya proporsi penduduk
dunia yang hidup dengan pendapatan USD 1 perhari. Tujuan ini kemudian menjadi
tujuan pertama (MDG 1) dari kedelapan tujuan pembangunan global tersebut karena
dinilai memiliki signifikansi terhadap pencapaian tujuan-tujuan lainnya.
2. Saran
Setelah
melalui proses penelitian dan pembahasan mengenai program MDGs PBB dalam
pengentasan kemiskinan di Indonesia, penulis memiliki harapan yang besar
terhadap keberhasilan program MDGs PBB ini. Penulis berharap agar MDGs ini
dapat menemui keberhasilannya pada tahun 2015 dan memberikan perubahan besar
terhadap international development, perubahan besar terhadap
kesejahteraan masyarakat global pada umumnya, dan tentunya pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya.
Untuk
itu, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
·
Pemerintah
sebaiknya memberikan perhatian dan sistem kontrol yang lebih komprehensif
terhadap realisasi program MDGs dalam pengentasan kemiskinan di lapangan, baik
dalam bentuk proporsionalitas pemakaian anggaran kemiskinan dan pencegahan
korupsi anggaran pengentasan kemiskinan serta dalam pengukuran keberhasilan
program-program anti-kemiskinan yang telah dijalankan.
·
Pemerintah
hendaknya betul-betul menunjukkan bahwa bantuan-bantuan luar negeri yang ada
dipakai dengan maksimal untuk mengurangi kemiskinan sehingga meningkatkan
kepercayaan para negara donor untuk tetap memberikan stimulus ekonominya.
·
Pemerintah
perlu memperluas jangkauan peningkatan kapasitas (capacity building)
masyarakat, utamanya masyarakat miskin yang berada di daerah dan daerah
terpencil sehingga mereka dapat memberdayakan dirinya dan berbagai sumber daya
di daerahnya sehingga mereka mampu mengolah sumber daya tersebut untuk
kesejahteraannya dan juga untuk masyarakat sekitarnya.
3. Daftar Pustaka
·
http://www.1health.id/id/article/category/sehat-a-z/standar-program-1000-hari-pertama-kehidupan.html
·
Best Casino, Poker and Sports Book in Las Vegas, NV - Mapyro
BalasHapusVisit Mapyro Las Vegas Casino 강릉 출장마사지 and Sports Book in 광명 출장마사지 Las 전라남도 출장마사지 Vegas, 강원도 출장안마 NV. Find the reviews, photos, directions, phone number, address, 익산 출장샵 and map.