Langsung ke konten utama

Kesehatan Masyarakat - MDG(s)

TUGAS MATA KULIAH
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Millennium Development Goals (MDGs)


Image result for poltekkes jakarta 2


Disusun oleh :
1.  Nia Karmilawati
2.  Nur Khairiyah
3.  Nurul Widya Islamiah I
Prodi/Kelas   : D-III Gizi / 1B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
 Jl. Hang Jebat III Blok F3 Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120





KATA PENGANTAR
    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                      
         Jakarta, 24 Oktober 2016

                                                                                           

    Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

a.  Latar Belakang

Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan ekstrem posisi awal tahun 1990 20,6 persen telah bergeser 7,5 persen pada tahun 2010. Indonesia bertekad dapat mencapai MDGs pada 2015. Beberapa target dari tujuan MDGs yang perlu kerja keras antara lain; menuntaskan kemiskinan nasional, memberikan ruang kepada pekerja perempuan untuk lebih berkontribusi, Penyediaan air minum perpipaan untuk perkotaan dan perdesaan, menuntaskan kekurangan gizi pada anak. Untuk hal semuanya perlu Inovasi pelaksanaan MDGs dengan membuka kesempatan kepada pihak terkait seperti kepala daerah, lembaga-lembaga masyarakat untuk partisipasi dalam mewujudkan target dari tujuan MDGs.
Pada zaman modern ini, masyarakat lebih memperhatikan dirinya sendiri dan Kepentingan kelompoknya. Seperti ketika dihadapkan pada pertanyaan, “apa yang anda Inginkan di masa depan?”, setiap orang akan menjawab kekayaan atau keluarga yang bahagia. Dan jarang sada yang menjawab ingin membahagiakan orang lain, membantu yang miskin.melalui fakta yang ada, masih banyak terdapat rakyat miskin di suatu negara dan mereka kurang mendapat perhatian. Mereka masih hidup dalam lingkungan yang buruk,kurang bersih, tidak mendapatkan hidup yang layak, gizi yang buruk, dan mudah sekali terjangkit penyakit menularberbahaya.oleh karena itu, pbb membuat program millennium development goals yangbertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan yang ada. Dan juga penyetaraan penyediaan obat,pelayanan kesehatan, dan memperoleh sumber daya alam dengan cukup.

b.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian MDGs?
2.    Apa tujuan MDGs?
3.    Bagaimana MDGs di Indonesia?




BAB II
PEMBAHASAN


1.  Pengertian MDGs

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium”, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang  dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang  sangat  mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.
2.  Tujuan MDGs

Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:
a.    Menanggulangi Kemiskinan Dan Kelaparan
  • Pendapatan populasi dunia sehari $10000.
  • Menurunkan angka kemiskinan.
Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh indikator USD 1,00 per kapita per-hari, menjadi setengahnya. Kemajuan juga telah dicapai dalam upaya untuk lebih menurunkan lagi tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh garis kemiskinan nasional dan dari tingkat saat ini sebesar 13,33 persen (2010) menuju targetnya 8 – 10 persen pada tahun 2014. Prevalensi kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada tahun 2007, sehingga Indonesia diperkirakan dapat mencapai target MDGs sebesar 15,5 persen pada tahun 2015.
b.    Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
  • Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
Upaya Indonesia untuk mencapai target MDGs tentang pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pada pencapaian target 2015 (on-track). Bahkan Indonesia menetapkan pendidikan dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah menengah pertama sebagai sasaran pendidikan dasar universal. Pada tahun 2008/2009 angka partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk paket A telah mencapai 116,77 persen dan angka partisipasi murni (APM) sekitar 95,23 persen. Padatingkat sekolah dasar (SD/MI) acara umum disparitas partisipasi pendidikan antarprovinsi semakin menyempit dengan APM di hampir semua provinsi telah mencapai lebih dari 90,0 persen.
c.    Mendorong Kesetaraan Gender Dan Pemberdayaan Perempuan
  • Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.
Usaha untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan telah dicapai dan hasilnya telah meningkatnya kesetaraan gender disemua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-laki disekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio melekm huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun telah mencapai 98,85.
d.    Menurunkan Angka Kematian Anak
  • Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.
Menurunkan angka kematian anak telah menunjukkan angka yang signifikan dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 doperkirakan dapat tercapai. Target kematian anak diperkirakan akan dapat tercapai.
e.    Meningkatkan Kesehatan Ibu
  • Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/maternal Mortality Rate) menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung pula dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
f.     Memerangi HIV/AIDS, Malaria, Dan Penyakit Menular Lainnya
  • Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDSmalaria dan penyakit berat lainnya.
Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Indonesia, terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di Indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun 2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per-1000 penduduk manurun dari 4,8 pada tahun 1990 menjadi 1,85 pada tahun 2009. Sementara itu, pengendalian penyakit Tuberkulosis yang meliputi penemuan kasus dan pengobatan telah mencapai target.
g.    Memastikan kelestarian lingkungan hidup
  • Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
  • Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.
  • Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
h.    Mengembangkan Kemitraan Global Untuk Pembangunan
  • Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
  • Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
  • Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.
  • Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
  • Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
  • Dalam kerja sama dengan pihak “pharmaceutical”, menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang
  • Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara berkembang dan maju. Negara-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia dimana kegiatan MDGs di Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan negara-negara maju berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs.

3.  MDGs Bagi Pembangunan di Indonesia

Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi MDGs, Indonesia mempunyai komitmen untuk melaksanakannya serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan program pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada hakikatnya setiap tujuan dan target MDGs telah sejalan dengan program pemerintah jauh sebelum MDGs menjadi agenda pembangunan global dideklarasikan. Potret dari kemakmuran rakyat diukur melalui berbagai indikator seperti bertambah tingginya tingkat pendapatan penduduk dari waktu ke waktu, kualitas pendidikan dan derajat kesehatan yang membaik, bertambah banyaknya penduduk yang menempati rumah layak huni, lingkungan permukiman yang nyaman bebas dari gangguan alam dan aman. Penduduk mempunyai kesempatan untuk mengakses sumber daya yang tersedia, lapangan kerja yang terbuka untuk semua penduduk, serta terbebas dari kemiskinan dan kelaparan.
Pemerintah Indonesia mengklaim delapan target MDGs hampir semuanya tercapai. Itu tertera dalam laporan Bappenas 2010. Di antaranya pemerintah mengklaim berhasil menurunkan angka kemiskinan penduduk yang berpendapatan 1 dolar per hari (standar Bank Dunia), dari 20,6 persen tahun 1990 menjadi 5,8 persen tahun 2008. Namun, klaim keberhasilan itu dibantah oleh sejumlah organisasi massa yang berhimpun dalam Indonesian Peoples Alliance (IPA) atau Aliansi Rakyat Indonesia. IPA menilai, pencapaian MDGs gagal. Ini seiring meningkatnya kemiskinan, tidak adanya akses masyarakat terhadap kesehatan, pendidikan dasar, ketahanan pangan, dan kerusakan lingkungan serta konflik agraria. Namun, gagal atau tidaknya kembali lagi kepada masyarakat Indonesia sendiri bagaimana menanggapinya.


4.  Parameter  MDGs di Indonesia

http://dinkes.bengkuluprov.go.id/ver1/images/Artikel/A1.png

Tujuan Millennium Development Goals pada tahun 2015 adalah menanggulangi kemiskinan dan kelaparan dengan indikator menurunnya prevalensi dalam bentuk stunting. Stunting akanmeningkatkan angka kematian dan peningkatan angka kesakitan (Depkes RI, 2007)
Di Indonesia 23 juta balita sekitar 7,6 juta anak balita tergolong stunting (35,6%) terdiri dari 18,5% balita sangat pendek dan 17,1% balita pendek. Prevalensi balita stunting di Provinsi Bengkulu masih tinggiterutama di Kabupaten Rejang Lebong memiliki angka stunting tinggi sebesar 38,5%.(Rikesdas, 2007).Angka prevalensi ini diatas ambang batas yang disepakati secara universal, batas non public health problemyang ditolerir oleh badan kesehatan dunia (WHO) hanya20% atau seperlima dari jumlah total balita di suatu negara(Depkes RI, 2010).
a. Pengertian Stunting
Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek.. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak(Black et al., 2008).Anak dengan stunting memiliki IQ 5-10 poin lebih rendah dibanding dengan anak yang normal(Grantham-McGregor et al., 2007).
Seorang anak dikatagorikan sangat pendek jika panjang badan menurut umur atau tinggi badan menurut umur <-3 SD, dan dikatakan pendek jika berada antara-3SD sampai dengan < -2 SD. Prevalensi stunting meningkat dengan bertambahnya usia, peningkatan terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan(Cogill, 2003).
b. Faktor  Penyebab  Stunting
Stunting disebabkan oleh banyak faktor baik secarafaktor langsung dan tak langsung. Faktor langsung ditentukan oleh asupan makanan, berat badan lahir dan penyakit. Sedangkan faktor tak langsung seperti faktor ekonomi, budaya, pendidikan dan pekerjaan,fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor sosial ekonomisaling berinteraksi satu dengan yang lainnya seperti masukan zat gizi, berat badan lahir dan penyakitInfeksi pada anak (Frongillo et al., 1997).Anak-anak yangmengalami stunting disebabkan kurangnya asupan makanan dan penyakit yang berulang terutama penyakitinfeksi yang dapat meningkatkan kebutuhan metabolik serta mengurangi nafsu makan sehingga berdampak terjadi ketidaknormalan dalam bentuk tubuh pendek meskipun faktor gen dalam sel menunjukkan potensi untuk tumbuh normal (Dekker et al., 2010)
c. Dampak stunting  pada balita
Anak-anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunting yang parah pada anak-anak akan terjadi defisit  jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak   mampu untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan normal(Frongillo et al., 1997).
Stunting pada balita merupakan faktor risiko meningkatnya angka kematian, menurunkan kemampuan kognitif dan perkembangan motorik rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen and Gillespie, 2001).penelitian Adair and Guilkey (1997)menyatakanstunting pada usia 2 tahun memiliki hubungan yang signifikan dengan rendahnya kecerdasan kognitif.Penelitian lain menunjukkan stuntingpada balita berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bahasa dan motorik halus sedangkan stunting yang terjadi pada usia 36 bulan pertama biasanya disertai dengan efek jangka panjang(Branca and Ferrari, 2002).
Selain dampak kognitif yang berkurang,anak stunting juga memiliki risiko tinggi untuk menderita penyakit kronik, seperti obesitas dan mengalami gangguan intolerans glukosa.Sebuah penelitian menunjukkan stunting berhubungan dengan oksidasi lemak dan penyimpanan lemak tubuh. Stunting dapat meningkatkan risiko kejadian hipertensi (Branca and Ferrari, 2002


5.  Upaya Pencapaian MDGs di Indonesia

a.  Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Dalam upaya kesehatan program  yang diperlukan adalah program kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus memenuhi program upaya kesehatan. Model ini menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·         Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang.
·         Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.
·         Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif.
·         Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
·         Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
·         Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
·         Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
·         Penggerakan peran serta masyarakat.
·         Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.
·         Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
·         Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
·         Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
Upaya kesehatan seperti tersebut di atas tidak lain merupakan bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya pencegahan yang sesuai dengan konsep paradigma baru.
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan di masa datang harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat produktif sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap penduduk memiliki status kesehatan yang cukup.


b.  Upaya Tenaga Kesehatan

Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Sebaliknya tenaga kesehatan yang menekankan masalah preventif dan promotif adalah sarjana kesehatan masyarakat yang juga sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistik yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerja sama lintas sektoral, mampu mengelola sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat. Dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang sangat penting adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.

c.   Program 1000 Hari Pertama Kehidupan

Guna meningkatkan kesehatan anak dan mengurangi angka kejadian gizi buruk di Indonesia, saat ini sedang berlangsung program Duta 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Program ini berjalan atas kerjasama Kementerian Kesehatan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Sari Husada, serta beberapa organisasi profesi terkait. Program tersebut menargetkan untuk dapat mencetak 430 Duta HPK bersertifikat, yang kelak dapat mendidik para ibu di seluruh Indonesia.
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan hingga seorang anak berusia dua tahun. 1000 Hari Pertama Kehidupan juga disebut PERIODE EMAS, karena pada periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat , yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Kurang gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan – yaitu masa sejak anak dalam kandungan sampai seorang anak berusia 2 tahun, tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan selanjutnya    
Program 1000 HPK ini mengedukasi mengenai pentingnya gizi bagi bayi sejak masa konsepsi dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) untuk bayi berusia 0 hingga dua tahun. Standar PMBA adalah inisiasi menyusui dini segera setelah lahir, ASI eksklusif 0-6 bulan, pemberian MPASI berbasis pangan lokal mulai usia enam bulan, dan tetap meneruskan pemberian ASI hingga bayi berusia dua tahun. Standar ini sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian sebagai standar terbaik untuk kesehatan bayi. Edukasi tersebut diharapkan dapat menekan angka gizi buruk yang masih tergolong tinggi di Indonesia.
Sebagai masa emas bagi anak, tentunya anak harus mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung periode  masa kembangnya ini. Jika gizi anak tidak tercukupi, maka akan banyak permasalahan yang timbul, contohnya sebagai berikut :
·         Pertumbuhan otak terhambat, anak tidak cerdas
·         Pertumbuhan jasmani dan perkembangan kemampuan anak terhambat, dan anak menjadi pendek (stunting)
·          Anak menjadi lemah dan mudah sakit
·         Anak akan sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah nantinya
·         Setelah dewasa akan sulit mendapatkan pekerjaan atau melakukan pekerjaan dengan penghasilan yang baik seperti yang diinginkannya.
Agar gizi anak tercukupi secara sempurna di Periode emasnya ini, maka harus diperhatikan apasaja yang harus dilakukan orang tua, sebagai berikut :
·         Makan lebih banyak (dua porsi) dan beraneka ragam lauk pauk, sayur dan buah, agar kebutuhan gizi janin terpenuhi dengan cukup sejak awal dan selama masa kehamilan, dan minum tablet tambah darah 1 butir sehari, berarti total minimal 90 butir selama masa kehamilan
·         Jangan merokok, jangan minum minuman bersoda, beralkohol, jangan makan mie instan sebagai makanan pokok, hindari makanan berpengawet, dan jangan minum obat tanpa resep dokter
·         Ikuti kelas ibu hamil, dan lakukan perawatan payudara untuk menjamin keberhasilan pemberian ASI, tanyakan Bidan bagaimana cara perawatannya, (tanpa melakukan hal ini keberhasilan pemberian ASI dapat terhambat)
·         Lakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ke Bidan, minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk memantau pertumbuhan janin
·         Rencanakan di mana tempat persalinan dan siapa Bidan yang akan menolong persalinan
·          Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) langsung setelah bayi lahir, agar bayi mendapatkan kolostrum dalam kehangatan dekapan ibu, dan inisiasi ini sangat mendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
·         Berikan ASI secara EKSKLUSIF mulai bayi usia 0 – 6 bulan. Hanya ASI saja, tanpa tambahan apapun, air juga tidak. Ingat lambung bayi baru lahir sangat kecil, dan semua kebutuhan gizinya sampai dengan usia 0-6 bulan sudah terpenuhi dengan sempurna hanya dengan ASI saja
·         Setelah usia 6 bulan sampai usia 2 tahun, teruskan pemberian ASI dengan makanan tambahan pendamping ASI (MP ASI). (Lihat Buku KIA)
·         Menimbang bayi tiap bulan di Posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya.
·         Berikan kapsul vitamin A dan imunisasi lengkap sesuai jadwal
·         Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum memberi ASI, sebelum menyiapkan dan memberi MP ASI, sesudah membersihkan tinja anak, sebelum makan dan sesudah BAB. Semuanya ini agar baik bayi maupun ibu tidak jatuh sakit di periode emas ini.



BAB III
PENUTUP

 


1.  Kesimpulan

Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-cita pembangunan global yang menitikberatkan pembangunan pada pembangunan manusia (human development). Delapan tujuan yang termaktub di dalam MDGs merupakan tujuan yang terukur dan saling memiliki keterkaitan satu sama lain yang akan dicapai pada tahun 2015. Diantara delapan tujuan tersebut terdapat tujuan untuk menurunkan setengahnya proporsi penduduk dunia yang hidup dengan pendapatan USD 1 perhari. Tujuan ini kemudian menjadi tujuan pertama (MDG 1) dari kedelapan tujuan pembangunan global tersebut karena dinilai memiliki signifikansi terhadap pencapaian tujuan-tujuan lainnya.

2.  Saran
Setelah melalui proses penelitian dan pembahasan mengenai program MDGs PBB dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia, penulis memiliki harapan yang besar terhadap keberhasilan program MDGs PBB ini. Penulis berharap agar MDGs ini dapat menemui keberhasilannya pada tahun 2015 dan memberikan perubahan besar terhadap international development, perubahan besar terhadap kesejahteraan masyarakat global pada umumnya, dan tentunya pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya.
Untuk itu, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
·         Pemerintah sebaiknya memberikan perhatian dan sistem kontrol yang lebih komprehensif terhadap realisasi program MDGs dalam pengentasan kemiskinan di lapangan, baik dalam bentuk proporsionalitas pemakaian anggaran kemiskinan dan pencegahan korupsi anggaran pengentasan kemiskinan serta dalam pengukuran keberhasilan program-program anti-kemiskinan yang telah dijalankan.
·         Pemerintah hendaknya betul-betul menunjukkan bahwa bantuan-bantuan luar negeri yang ada dipakai dengan maksimal untuk mengurangi kemiskinan sehingga meningkatkan kepercayaan para negara donor untuk tetap memberikan stimulus ekonominya.
·         Pemerintah perlu memperluas jangkauan peningkatan kapasitas (capacity building) masyarakat, utamanya masyarakat miskin yang berada di daerah dan daerah terpencil sehingga mereka dapat memberdayakan dirinya dan berbagai sumber daya di daerahnya sehingga mereka mampu mengolah sumber daya tersebut untuk kesejahteraannya dan juga untuk masyarakat sekitarnya.



3.  Daftar Pustaka
·          





Komentar

  1. Best Casino, Poker and Sports Book in Las Vegas, NV - Mapyro
    Visit Mapyro Las Vegas Casino 강릉 출장마사지 and Sports Book in 광명 출장마사지 Las 전라남도 출장마사지 Vegas, 강원도 출장안마 NV. Find the reviews, photos, directions, phone number, address, 익산 출장샵 and map.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Soal Kesehatan Masyarakat

JAMBAN 1.     Upaya mengelola kotoran melalui penampungan dan pembuangan yang memenuhi syarat kesehatan guna melindungi, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat disebut ……. a.     Sampah b.     Kotoran c.     Jamban d.     Septic tank e.     Kakus 2.     Sistem jamban ini terjadi daur-ulang, yakni tinja dapat dimakan ikan, ikan dimakan manusia, dan selanjutnya manusia mengeluarkan tinja, dan seterusnya. Jamban apa ini? a.     Jamban pupuk b.     Jamban empang c.     Jamban cemplung d.     Jamban cemplung berventilasi e.     Jamban jongkok 3.     Perhatikan gambar dibawah ini!   Gambar diatas merupakan jamban …. a.     Septic tank b.     Jamban cemplung berventilasi c.     Jamban empang d.     Jamban pupuk e.     Jamban cemplung 4.     Dalam proses ini terjadi dekomposisi bakteri aerob dan anaerob yang memakan zat-zat organik alam sludge dan scum. Hasilnya terbentuk gas dan zat cair lainnya. Proses ini merupakan proses s

Makalah Sosiologi dan Antropologi Gizi

MAKALAH SOSIOLOGI&ANTROPOLOGI GIZI “ TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN DI INDONESIA TERHADAP KEMANUSIAAN “ Disusun oleh : Alfiyyah Shalehah Amalia Hanifah Latief Annisa Fitri Ramadhanti Najla Rohadatul Aisy Putri Nurul Widya Islamiyah Irsan Ratna Dwi Fatmawati Siti Sarah Sakinah POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESESEHATAN JAKARTA II JURUSAN DIPLOMA III GIZI 2016 BAB I PENDAHULUAN A.                LATAR BELAKANG Kemajuan zaman selalu di barengi dengan adanya kemajuan teknologi. Teknologi berkembang dengan sangat pesat dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya bidang industri, pendidikan, pertanian, hingga bidang pangan. Perkembangan teknologi tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas/ berpendidikan tetapi merambah sampai pada seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat mempelajari teknologi dari berbagai sumber, hingga setiap perkembangan dapat di update oleh masyarakat. Salah satu kemajuan IPTEK ialah dalam bidang ilmu pertanian dan pengol